semua ada alasan

Jika semua yang kita inginkan, harus kita miliki...

Dimana kita belajar keiklasan?
Jika semua yang kita mau, hatus terpenuhi...

Darimana kita belajar kesabaran?

Jika doa kita langsung dikabulkan...

Darimana kita memaksimalkan kemampuan.. yang tlah diberikan pada kita?

...dan Jika kehidupan kita selalu bahagia...

Lalu darimana kita dapat mengenal TUHAN lebih dekat...

Selasa, 26 Juli 2011

NOVEL “SENANDUNG CINTA UNTUK PRINCESS”


By_dian octaviana
(Penggambaran Jalan cerita...‘biar seru aja diliatnya, he-he’)
Ta-pi... ini Cuma aku potong-potong, kalo mau lengkap...beli sendiri novelnya ya? Good kok.

Buku yang mengisahkan seorang cowok bernama ‘Rio’ dalam perjuangan mencari jati diri. Mencari cinta sejati. Lalu usahanya untuk mengapai cinta sejati, sekalipun dia harus..... mati.
 ....
Riri adalah seorang gadis yang diam-diam aku sukai sejak masuk SMA. Dia memang gadis biasa, maksudku…dia bukan anak yang popular dan ataupun masuk kategori cewek cantik di sekolah. Hobynya aja juga cuma ke perpustakaan (pantas saja dia dijuluki kutu buku dan Si kuper). Namun anehnya, itu semua tidak mengubah semua perasaanku padanya.
Kupikir, Ririlah cintaku…., Cinta yang selalu dibicarakan orang-orang. Cinta yang akan merayumu, membuaimu masuk ke dalam dunia yang penuh keindahan….. Namun ternyata tidak.
Bukan Ririlah seseorang yang benar-benar ada di hatiku……, bukan dia.
Ini bermula dari KEIRA. Gadis periang yang cukup popular di seluruh penjuru sekolah. Dia memiliki teman yang sangat banyak, berbeda sekali dengan Riri yang malah tidak punya teman dekat sama sekali.
Sejak masuk SMA, entah mengapa teman-teman sekolah suka menjodoh-jodohkan aku dengan Keira. Mereka selalu terlihat gembira jika aku dan Keira jadi salah tingkah, sampai-sampai ada yang nekat berkata kalau sebenarnya Keira itu suka padaku.  
Sejak awal, aku memang tidak pernah menyimpan rasa sedikitpun pada Keira, walau harus kuakui jika  sejujurnya dia  memang sangat cantik. Bahkan Aku yakin dia  adalah gadis idaman semua cowok di sekolahku.
....
Namun semuanya berubah drastic….
Ada banyak kejadian yang membuatku bukan hanya sekedar suka atau hanya naksir pada Keira. Tapi aku mencintainya. A-K-U benar-benar jatuh hati padanya.
....
…dan kini tinggallah aku dan Keira saja yang tertinggal di dalam kelas. Keira berpaling menatapku…, Seketika  jantungku berdetak kencang. Dalam beberapa detik aku tidak bisa bergerak. Aku berdiri  mematung dan merasa darahku seakan bergerak lebih cepat dari biasanya.
Keira menjangkau pinggir permukaan meja dan berusaha berjalan,tapi ia jatuh…
Seketika ada gerak reflek yang hinggap di tubuhku. Sehingga secepat kilat aku langsung menangkap tubuh Keira. Entah kenapa…,aku merasa jika aku….
A-ku…., Aku peduli padanya…
Tapi…, Aku tidak tau alasannya….
Keira menatapku. “Maaf…”suara lirih itu keluar dari bibirnya. Aku langsung melepaskan badannya yang ku pegang. “Sorry…,kamu nggak apa khan…?” tanyaku langsung. Keira menggeleng.
“Baiklah…” ucapku sambil menegakkan tubuh lalu mulai melangkah menuju pintu keluar kelas. Di waktu itu…,aku sangat sadar jika tanganku berkeringat… telapak tangannya terasa basah…dan dinggin…,seperti jika sedang gugup.
..........
“Kamu ini kenapa…?” tanyaku tak focus, sambil menyatukan satu buku tebal ke rak dan mengambil buku di tangan Riri lagi. Tapi.... spontan Yola merebut buku di tanganku dan langsung memberikannya pada Riri lalu menarikku keluar perpustakaan. “Kamu ini apa-apaan!!” kataku marah.
“Tolong,Keira…”tukas Yola. “Kamu harus mengurusnya.”
“Memangnya dia siapaku?”
Yola menepuk lenganku.”Kamu ini, kejam banget!!”ejeknya kesal. “Terserahlah kau mau bicara apa. Tapi yang penting sekarang ayo kita ke kelas!”lanjutnya sambil mulai menarikku lagi, tapi aku melepas genggaman tangannya. “Memangnya ada apa? Memangnya Keira tidak bisa mengurus dirinya sendiri apa…?!”komentarku.
“Memang tidak bisa!”
“Maksudmu…?” kataku melambat.
“Keira jatuh pingsan di kelas, Rio !!”
Kelopak mataku meninggi. “Apa?”
....
Rasanya…. aku tidak mau lagi muncul di hadapan Keira. Aku malu sekaligus kesal padanya!!!
“Keira aneh ya…?” kata Dara langsung. “Dia tidak pernah pingsan, tapi kemarin pingsan….,dan anehnya lagi….,aku dengar kamu yang menggendong nya ke UKS, Yo…!”
Tio menoleh ke arahku. “Apa yang berubah pada dirimu,Sob…?!”
“Kalian ini apa-apaan!!” keluhku kesal. “Bisa tidak sih…kalian tidak membahas soal cewek itu sehari saja?!!”
“Memangnya kenapa? Biasanya kamu diam saja atau mengelak…,kenapa sekarang marah-marah?” Tanya Tio heran.  
“Karena aku sedang kesal hari ini !! Khususnya pada cewek yang hoby kalian bicarakan itu !” jelasku yang terdengar sangat egois, lalu berdiri dan melangkah pergi.
“Kamu mau kemana,Yo…?” Tanya Dara.
“Ke tempat yang tak pernah didatangi cewek itu.” jawabku ketus sambil menatap Tio dan Dara, lalu meneruskan langkahku.
....
Aku jadi menyesal bicara padanya. Padahal aku tak pernah mencoba perduli seperti ini pada Riri yang jelas-jelas aku sukai. Uh…sungguh menyebalkan rasanya!!  Ahh...Oke!! Kalau memang dia tidak mau aku perdulikan..,mulai saat itu aku tidak peduli padanya……TERSERAH!! batinku.
Esok harinya Keira tidak masuk sekolah tanpa ada keterangan….. dan berturut-turut hari berikutnya….hingga seminggu lebih.  Aku tetap pada pendirianku…,untuk tidak peduli pada Keira.
Tapi…anak-anak yang lain berbeda. Mereka khawatir padanya. Beberapa hari itu…,tersebar berita jika Keira masuk rumah sakit. Hampir seluruh anak disekolah membicarakan soal Keira. Sedangkan aku…?
....
Ayah Keira meminjamkan bahu untuk tempat bersandar Ibu Keira yang menangis dan membelai rambutnya… ”Sabar,Bu ! Keira sudah ditangani Dokter…, tidak apa-apa..”
“Ibu gak mau kehilangan,Keira. Keira gak boleh pergi!” kata Ibu Keira penuh nada kesedihan yang bercampur kemarahan. ”TUHAN…kenapa harus Keira..? Kenapa bukan orang lain saja yang lebih mampu menghadapinya….”
“Sudah,Bu! Jangan ngomong seperti itu! Jangan salahkan TUHAN.” Kata Ayah Keira. ”Pasti ada sesuatu dibalik semua ini. Ini hanya cobaan…”
“Tapi kenapa harus Keira…” kata Ibu Keira dengan nada melemah. “Kenapa bukan aku saja..”
Ayah Keira menatap ku. ”Maaf,Nak…. Saya mau keluar dulu..”
Aku mengangguk. ”Iya,Pak..!Silahkan…” Ayah Keirapun menggiring Ibu Keira untuk berjalan kearah…jalan keluar.
Aku berbalik, memandang Keira yang terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit lewat kaca di pintu kamar perawatan Keira.  Sekarang, Aku harus bagaimana….?      
....
Keira memandang map yang kutunjukkan lalu kembali menatapku. “Ini alasanku kemari. Aku hanya mau memberimu ini, karena kamu sudah lama tidak masuk sekolah!!” jelasku lalu melempar map itu ke wajah Keira.
“Kau tau…? Sekarang aku menyesal sudah kemari, menemui gadis emosional sepertimu !!” lanjutku ketus,lalu berjalan terus….,menabrak bahu Keira. Tapi….tiba-tiba terdengar suara. ”Brukkk…”
Aku berbalik. Kini aku melihat Keira terduduk di lantai. Aku kaget. Aku buru-buru menghampiri Keira.Aku memegang salah satu bahu Keira dari samping belakangnya.
Keira memegang perutnya,ia nampak kesakitan. “Aku…memang tidak tau diri….” katanya dengan wajah yang menunjukkan kalau ia menahan sakit.. Dia merunduk…
“Maaf,Ra. Aku gak mak….” Tapi……seketika…., Keira pingsan. Tepat dibadanku.
“RA…?”Aku menahan badan Keira. Aku menatap wajahnya. ”Heh…!! Kamu kenapa?”ujarku panik.
Ta-pi....., Keira tidak bergerak.
....
Ayah Keira beralih melihatku.….dan aku menatapnya.
“Sekarang lebih baik kamu pergi….!” Aku kaget.
“Seharusnya kami bisa bertemu Keira dalam keadaan sadar! Tapi gara-gara kamu…,Keira jadi seperti ini…!!”lanjut Ayah Keira lalu menutup pintu.
....
Keira tersenyum kecil. “Tadi pagi aku memungutnya di tempat sampah!” tukasnya. “Kamu sudah susah payah mengantarnya padaku, masa hanya terbuang tak berarti…?”
Tiba-tiba jantungku berdetak kencang saat itu.
“Ya…..,aku hanya ingin usahamu tidak sia-sia. Begitu saja…..”lanjutnya.
Jujur ku ungkapkan…..,aku sangat senang dengan perkataan Keira. Rasa nya benar-benar berarti untukku. Aku jadi….merasa lebih berarti.
“Lalu kamu kemari lagi untuk apa?” tanya Keira ingin tau. “Apa ada catatan untukku lagi dari sekolah?”
Aku menggeleng. ”Tidak.” Pandangan Keira berubah. “Aku hanya ingin menemuimu.”
Tatapan Keira semakin sayup. “Menemuiku….?”
....
Keira tersenyum geli. ”Sepertinya kamu  punya banyak penggemar di sini…” ejeknya. Aku memandang Keira. “Kamu memuji atau mengejek…?” Keira tertawa kecil.
Tiba-tiba jantungku berdetak kencang lagi. Senyuman Keira sangat manis dan cantik…., membuat hatiku tidak bisa menggelak lagi dari kenyataan jika….aku tertarik padanya…
“Kamu mau ke taman…?” tawaran Keira.
“Taman…?”
“Ya…,taman di tempat ini …” penjalasan Keira lalu berjalan duluan.
Aku menghela nafas. Berusaha menenangkan diriku sendiri yang gugup di hadapan Keira. Hingga aku merasakan detak jantungku mulai melambat… mendekati normal.
“Rio…?”kata Keira yang sedang menatapku di depan. “Kamu ngapain di situ…?” Aku menatapnya. “Ti…tidak apa-apa…” ucapku gagap.
....
 Dia menggeleng lagi. “Tidak,Rio. Aku tau kamu tidak sungguh-sungguh tentang perkataanmu tadi.”
Aku menelan ludah. “Darimana kamu tau aku tidak sungguh-sungguh? Apa kamu tau apa yang aku rasakan...?”
Keira membisu.
“Kamu tidak tau khan? Tapi kenapa kamu bicara seperti itu?!” reaksiku. “Hanya aku yang tau memahami perasaan yang aku rasakan.” Keira merunduk. Seolah-olah enggan mendengar ucapanku.
“Rasa suka, rasa benci , rasa kasihan bisa aku bedakan!!”
”Cukup,Rio!!” Keira bangkit. “Antar aku kembali ketempat perawatan saja.”
Aku ikut bangkit. “Kenapa...?” Keira tak berpaling. “Kumohon, Yoo!!! Bawa aku kembali sekarang juga!!!”
Seketika rasa gemuruh dalam batinku muncul. Rasa kecewa benar-benar merasukiku. Rasanya sungguh ingin meledak-ledak.
Keira menoleh padaku. “Antarkan aku, Rio!!!”
Aku berusaha memendam amarahku dalam-dalam.
“Rio....!”
....
Aku menggenggam telapak tangan kiriku. ”Aku harus bagaimana supaya membuatmu percaya padaku..?” keluhku.
“Tinggalkan aku,” kata Keira sambil merunduk, tangannya memegangi perutnya.
“Ahh...?” Aku mulai kalang kabut. ”Kamu mengusir aku...?”
“Kalau hanya bicara tentang ini, lebih baik kamu pulang saja.” Kini ekspresi menahan sakit mulai aku baca dari mimic wajah Keira.
“Ka.. .ka-mu kenapa...?”ujarku khawatir
  
....
Keira tetap berjalan. Ia juga membisu. Bahkan sudi untuk menatapku saja, tidak. “Kenapa kamu nekat begini...?”seruku. Tapi tetap tak mendapat respon apapun dari Keira. Akhirnya aku bergerak ke hadapan Keira. Ku pegang kedua bahu Keira. Sehingga mau tidak mau dia harus bertatapan denganku.
“Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu percaya?” tanyaku tegas. Kutatap wajah Keira dalam-dalam. “Aku ingin kamu percaya padaku.”
“Tapi aku tidak bisa.” kata Keira,lirih. “Aku gak mau menyusahkan orang lain. Cukup aku saja yang merasakan ini....”
Aku menggeleng. “Jadi itu alasanmu...? Alasanmu untuk menjauhiku beberapa hari ini...? Iya...?”
Mata Keira berkaca-kaca. ”Aku ngak mau orang lain susah hanya karena gadis penyakitan seperti aku,” katanya sambil menunjuk dirinya sendiri. “Sudah aku bilang.... biar deritaku ini menjadi masalahku sendiri.” Aku melihat air mata jatuh dari mata cantiknya.
“Ra....?”ujarku lembut. “Apa kamu tidak bisa melihat sedikit saja ketulusan dari ku...? Apa aku benar-benar tidak ada artinya di matamu?” Keira merunduk.
“Kamu pikir aku ini apa? Aku cowok yang sudah jelas-jelas menyukaimu,Ra!! Aku bukan patung!! Aku punya perasaan!!” kataku mempertegas. “Aku ingin menjadi angin untukmu, yang tidak pernah meninggalkanmu walau waktu berganti, musim berganti, dan kemanapun kamu pergi! Bukan seperti matahari yang terbit dan pada akhirnya akan tenggelam....! Aku ingin kamu mengerti,Ra!!!!”
Keira melepas kedua tanganku di bahunya. Dia mundur. “Kamu bohong!! Itu hanya kata-kata bualan! Penipu!!!” Dia berbalik dan kembali meneruskan langkahnya yang sempat terhenti karena aku.
Hatiku bergejolajak. Ada bom waktu dalam jiwaku yang siap meledak kapan saja. Rasa kesal setengah mati aku rasakan. Ahhh.....!! Apa yang Keira lihat dariku.? Sehingga dia terlihat sangat membenciku....?APA?
Aku segera mengejar sosok gadis yang aku cintai itu. Ku tatap mata Keira yang berkaca-kaca. ”Aku sungguh-sungguh....” Keira menggigit bibirnya. Akupun langsung merendahkan diriku di hadapan Keira.
Kelopak mata Keira melebar. “Apa yang kamu lakukan...?”
....